Jumat, 04 September 2009
Pengaruh Hujan Pada Tanaman Kopi
a. Pengaruh hujan terhadap pertumbuhan vegetatif
Pertumbuhan vegetatif yang paling aktif terjadi dalam pertengahan pertama musim hujan, kemudian berangsur – angsur berkurang hingga mencapai tingkat minimum dalam pertengahan kedua musim kemarau. Dalam musim hujan, cabang primer membentuk satu ruas baru dalam 3 – 4 minggu, sedang dalam musim kemarau 6 – 8 minggu atau lebih.
b. Pengaruh hujan terhadap florasi
Primordia bunga yang terbentuk akan tumbuh dan kemudian memasuki masa dorman setelah panjangnya 8 – 12 mm ( stadium lilin ). Untuk mematahkan dormansi tersebut diperlukan curah hujan minimal 3 – 4 mm. Kira – kira 7 – 10 hari setelah turun hujan, bunga tersebut akan mekar ( terjadi florasi ). Bila selama pertumbuhan bunga banyak hujan, akan dijumpai banyak kuping lawa. Karena Bractae ( daun pelindung ) tumbuh lebih fors. Sebaliknya bila lama tidak ada hujan, kuncup – kuncup bunga yang berwarna putih itu akan berubah menjadi ros, dan akhirnya kering. Bunga – bunga itu dapat juga mekar oleh embun, tetapi bunga embun ini akanmenghasilkan biji – biji kecil dan banyak kopi laki ( pea bearry ).
c. Pengaruh hujan terhadap persarian dan fertilisasi
Persarian bunga kopi terjadi terutama oleh angin, maka kondisi cuaca pada saat – saat florasi bersifat sangat kritis lebih – lebih bagi kopi Robusta yang menyerbuk silang. Bunga kopi mekar antara pukul 4 – 6 pagi, dan nampaknya hanya reseptif selama satu hari. Bagi jenis – jenis kopi penyerbuk silang seperti Robusta tersebut, proses persarian itu kebanyakan baru mulai menjelang 8 pagi yaitu setelah cukup angin. Oleh karena itu, hujan pagi berakibat fatal bagi persarian. Bagi suksesnya persarian dan fertilisasi diperlukan cuaca baik selama sehari semalam.
d. Pengaruh hujan terhadap pertumbuhan buah
Tipe curah hujan berpengaruh terhadap pertumbuhan buah yang nampak pada perbedaan besar biji dan rendemen. Sampai batas – batas tertentu, biji akan semakin besar jika iklim semakin agak kering. Tetapi selewat batas tersebut biji akan menjadi kecil karena kekurangan air. Di daerah basah, cuaca sering mendung sehingga fotosintesa kurang. Akibatnya pertumbuhan biji terhambat. Rendemen juga mengikuti korelasi tersebut meskipun nampaknya lebih persisten.
e. Pengaruh hujan terhadap distribusi panen
Tipe curah hujan mempunyai pengaruh terhadap distribusi panen dalam setahun. Di daerah – daerah basah, periode panen berlangsung lebih lama dari pada di daerah yang lebih kering. Akibatnya, produksi harian maksimum di daerah kering adalah lebih tinggi dari pada di daerah basah. Di daerah basah (tipe hujan B) produksi harian maksimum berada sekitar 2% dari produksi total setahun. Sedangkan didaerah kering (tipe curah hujan C) bias mencapai 3% atau lebih.
Rabu, 26 Agustus 2009
Rabu, 29 Juli 2009
ARTI PENTING PANGKASAN
Arti Penting Pangkasan
Mengurangi fluktuasi produksi dan resiko kerusakan akibat pembuahan berlebih ( over bearing )
Meningkatkan intensitas cahaya dalam tajuk dan membantu kelancaran peredaran angin
Mengurangi dampak kekeringan
Memudahkan pengendalian hama – penyakit dan membantu menghalangi penyebarannya
Menjaga tajuk kopi tetap rendah sehingga memudahkan perawatan dan pemanenan
Macam – macam tunas tanaman kopi
Tunas Legitim
Tunas ini jumlahnya hanya satu pada tiap ketiak daun, sehingga jika cabang primer mati tidak akan akan tumbuh cabang prier baru pada tempat yang sama. Pada batang tunas legitim yang tumbuh vegetative akan membentuk cabang primer, sedangkan pada cabang primer akan tumbuh menjadi cabang skunder. Tetapi cabang skunder ini biasanya hanya muncul pada cabang primer yang sudah tua sehingga meyerupai bentuk kipas dan dikenali sebagai cabang kipas.
Tunas Seri
Bila tumbuh vegetative akan membentuk bagian tanaman yang sifat dan fungsinya sama dengan tempat asalnya, karena itu sering disebut mata tunas reproduksi. Tuas seri pada batang menghasilkan wiwilan yang berfungsi mereproduksi organ batang baru. Demikian juga tunas seri pada cabang primer akan menghasilkan cabang produksi yang memiliki sifat dan fungsi yang sama dengan cabang primer. Bagian tanaman yang berasal dari tunas seri umumnya tumbuh searah dengan tempat asalnya dan memiliki ruas pertama pendek dengan daun berukuran kecil berbentuk limas. Sebagian dari cabang – cabang reproduksi pertumbuhannya terhambat dan lemah sehingga pertumbuhannya tetap kecil dan bengkok – bengkok.
Dimorphisme tanaman kopi
Pada tanaman kopi terdapat 2 bentuk pertumbuhan ( Dimorphisme ), yaitu pertumbuhan orthotropik yang arahnya tegak ( vertical ) dan pertumbuhan plagiotropik yang arahnya mendatar ( Horisontal ). Pertumbuhan orthotropic menghasilkan batang dan wiwilan ( trubus, tunas air ) yang apabila dibiarkan akan menjadi batang – batang baru. Pertumbuhan plagiotropik menghasilkan cabang – cabang yang tumbuh mendatar dan akan mendukung buah pada buku – bukunya.
Sumber : Nur, Abdul Mukti. 2004. Pangkasan Kopi dalamMateri Kursus Budidaya dan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan. Jember : PUSLIT KOKA
Selasa, 30 Juni 2009
PROSES PRODUKSI KOPI BUBUK
Penyangraian
Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Proses ini merupakan tahapan pembentukan aroma dan citarasa khas kopi dari dalam biji kopi dengan perlakuan panas. Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak senyawa organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi. Waktu sangai ditentukan atas dasar warna biji kopi sangrai atau sering disebut derajad sangrai. Makin lama waktu sangrai, warna biji kopi sangrai mendekati cokelat tua kehitaman.
Tingkat penyangraian dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu ringan ( light ), medium dan gelap ( dark ). Secara laboratoris tingkat kecerahan warna biji kopi sangrai diukur dengan pembeda warna lovibond. Biji kopi beras sebelum disangrai mempunyai warna permukaan kehijauanyang bersifat memantulkan sinar sehingga nilai Lovibondnya ( L ) berkisar antara 60 – 65. Pada penyangraian ringan ( Light ), sebagian warna permukaan biji kopi berubah kecoklatan dan nilai L turun menjadi 44 – 45. Jika proses penyangraian dilanjutkan pada tingkat medium, maka nilai L biji kopi makin berkurang secara signifikan kekisaran 38 – 40. Pada penyangraian gelap, warna biji kopi sangrai makin mendekati hitam karena senyawa hidrokarbon terpirolisis menjadi unsur karbon. Sedangkan senyawa gula mengalami proses karamelisasi dan akhirnya nilai L biji kopi sangrai tinggal 34 – 35. Kisaran suhu sangrai untuk tingkat sangrai ringan adalah antara 190 – 195 oC, sedangkan untuk tingkat sangrai medium adalah sedikit diatas 200 oC. Untuk tingkat sangrai gelap adalah diatas 205 oC.
Pendinginan Biji Sangrai
Setelah proses sangrai selesai, biji kopi harus segera didinginkan didalam bak pendingin. Pendinginan yang kurang cepat dapat menyebabkan proses penyangraian berlanjut dan biji kopi menjadi gosong ( over roasted ). Pendiginan dilakukan dengan melewatkan udara lingkungan dengan laju aliran 600 m3 per jam kedalam
Penghalusan Biji Kopi Sangrai
Biji kopi sangrai dihaluskan dengan mesin penghalus sampai diperoleh butiran kopi bubuk dengan ukuran tertentu. Butiran kopi bubuk mempunyai luas permukaan yang relatif besar dibandingkan jika dalam keadaan utuh. Dengan demikian, senyawa pembentuk citarasa dan senyawa penyegar mudah larut kedalam air penyeduh.
Perubahan Kimiawi Biji Kopi Sangrai
Salah satu perubahan kimiawi biji kopi selama penyangraian dapat dimonitor dengan perubahan nilai pH. Biji kopi secara alami mengandung berbagai jenis senyawa volatil seperti aldehida, furfural, keton, alkohol, ester, asam format, dan asam asetat yang mempunyai sifat mudah menguap. Makin lama dan makin tinggi suhu penyangraian, jumlah ion H+ bebas didalam seduhan makin berkurang secara signifikan.
Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak senyawa calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi antara lain asam amino dan gula. Selam penyangraian beberapa senyawa gula akan terkaramelisasi menimbulkan aroma khas. Senyawa yang menyebabkan rasa sepat atau rasa asam seperti tanin dan asam asetat akan hilang dan sebagian lainnya akan bereaksi dengan asam amino membentuk senyawa melancidin yang memberikan warna cokelat.
Rendemen Kopi Bubuk
Rendemen adalah perbandingan antara berat kopi bubuk dibandingkan berat kopi beras. Selam penyangraian, berat biji kopi menyusut karena penguapan air dan senyawa – senyawa volatil serta pelepasan kulit ari. Bersamaan dengan penguapan air, beberapa senyawa volatil yang terkandung didalam biji kopi seperti aldehid, furfural, keton, alkohol dan ester ikut teruapkan. Biji kopi mengembang ( swelling ) dan berpori –
Penurunan berat biji kopi selama penyangraian menyebabkan nilai rendemen berkurang sesuai dengan derajad sangrainya. Nilai rendemen tertinggi yaitu 81 % diperoleh pada derajad sangrai ringan dan terendah yaitu 76 % dengan derajad sangrai gelap. Selain karena proses sangrai, susut berat juga terjadi selama proses penghalusan karena partikel bubuk yang sangat halus terbang kelingkungan akibat
Sarana Penunjang
Sarana penunjang yang diperlukan yaitu untuk proses pengemasan, sarana laboratorium untuk uji kualitas bahan baku dan mutu kopi bubuk dan sarana penunjang lain seperti generator listrik sebagai sumber listrik tambahan saat sumber listrik PLN padam dan sarana angkut bahan baku dan bahan jadi serta sebuah sepeda motor untuk keperluan tugas luar.
Bahan Pembantu
Bahan pembantu utama yang digunakan adalah kemasan. Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan aroma dan citarasa kopi bubuk selama diangkut, didistribusikan kekonsumen dan selama dijajakan ditoko, dipasar dan ditoko swalayan dan selama disimpan oleh pemakai. Jika tidak dikemas secara baik, kesegaran, aroma dan citarasa kopi bubuk akan berkurang secara signifikan setelah satu atau dua minggu.
Beberapa jenis kemasan yang umum adalah plastik transparan, aluminum foil, metal dan gelas. Masing – masing kemasan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari aspek daya simpan, kepraktisan penggunaan dan harga. Selain keawetan, tampilan kemasan juga harus mampu menarik perhatian pembeli kopi bubuk.
Sumber :
Mulato, Sri. 2002. Simposium Kopi 2002 dengan tema Mewujudkan perkopian Nasional Yang Tangguh melalui Diversifikasi Usaha Berwawasan Lingkungan dalam Pengembangan Industri Kopi Bubuk Skala Kecil Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Usaha Tani Kopi Rakyat. Denpasar : 16 – 17 Oktober 2002. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Sabtu, 20 Juni 2009
Gulma pada Tanaman Kopi
Ada bermacam – macam penggolongan gulma , antara lain :
1. Berdasarkan morfologinya
• Grasses ( rumput – rumputan ) yang masuk famili graminae, untuk gulma di perkebunan misalnya :
a. Alang – alang ( Imperata cylindrica )
b. Pahitan ( Paspalum conjugatum )
c. Jambe – jambean ( Setaria plicata )
• Sedges ( sejenis teki, termasuk famili Cyperaseae ) mirip dengan golongan rerumputan, bedanya batangnya berbentuk segitiga, contoh di perkebunan :
a. Teki udel ( Cyperus kyllinga )
b. Teki ( Cyperus rotundus )
• Broad leaf ( daun lebar ), contoh di perkebunan :
a. Mekania ( Mikania sp.)
b. Putri malu ( Mimosa sp.)
c. Wedusan ( Ageratum conyzoides )
• Paku – pakuan ( Pakis ), contoh di perkebunan :
a. Pakis kadal ( Cyclosorus aridus )
b. Pakis kawat ( Gleichenia linearis )
c. Krakat / picissan ( Drymoglossum piloselloides )
2. Berdasarkan umur gulma
• Annual weed ( umurnya <> 1 th, maksimum 2 th ). Tahun pertama umumnya tumbuh kearah vegetatif dan tahun kedua kea rah generatif, setelah itu mati.
• Parennial ( tahuan, hidup > 2 th ), dapat berkembang biak secara vegetatif dan generatif yang dibedakan atas :
a. Gulma tahunan sederhana, berkembang biak dengan biji dan secara vegetatif jika akar tajuknya dilukai.
b. Gulma tahunan menjalar, berkembang biak dengan akar yang menjalar baik yang tumbuh diatas tanah ( stolon ), maupun yang ada di dalam tanah ( rhizoma ). Golongan ini paling sulit dikendalikan.
Ciri – ciri tanaman yang menjadi gulma ;
• Pertumbuhan cepat
• Mempunyai daya saing yang kuat dalam prebutan factor – factor kebutuhan hidup.
• Mempunyai toleransi yang besar terhadap suasana lingkungan yang ekstrim.
• Mempunyai daya berkembang biak yang besar baik secara generatif maupun vegetatif atau kedua – duanya.
• Alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angina, air maupun binatang.
• Biasanya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
Beberapa Macam Pengendalian Gulma
1. Mekanis
Dilakukan dengan tenaga manusia yang dibantu dengan alat – alat pertanian seperti sabit, garpu, parang dsb. Biasanya dilakukan pada daerah yang cukup tenaga manusianya atau pada lahan yang relative datar.
1) Pendongkelan
Keuntungannya :
• Dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah.
• Sudah dikerjakan dan tidak tidak membutuhkan keahlian khusus.
• Pada keadaan tertentu biaya lebih murah
Kerugiannya :
• Pada tanah miring akan memperbesar erosi.
• Dalam waktu yang lama akan terjadi cekungan tanah disekitar tanaman sehingga terjadi genangan air pada musim hujan.
• Jika kurang hati – hati akan merusak tanaman.
2) Kesrik pendem
Yaitu menyiang dengan cara mencangkul gulma sehingga perakaran gulma yang dangkal ikut terpotong ( tercabut ), kemudian seresah gulma tersebut dibenam diujung daerah feeder root sehingga menjadi humus yang dapat memperbaiki struktur tanah.
3) Jombret ( slashing )
Yaitu penyiangan tanpa mengganggu akar gulma dengan tujuan membuang bagian vegetatif dan generatif gulma yang berada diatas tanah.
Keuntungannya :
• Menghasilkan bahan mulsa untuk tanaman pokok.
• Tidak menambah erosi.
• Mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan keahlian yang tinggi.
• Pada keadaan tertentu biaya lebih murah.
Kerugiannya :
• Harus dilakukan berulang – ulang jika pertumbuhan gulma cepat.
• Merangsang akar untuk menyerap unsure hara dari tanah menjadi lebih banyak.
2. Kultur Teknis
Metode yang dapat menekan pertumbuhan gulma adalah :
• Mengatur jarak tanam tanaman pokok.
• Menutup permukaan tanah sekitar tanaman pokok dengan seresah atau mulsa.
• Menanam tanaman penaung.
3. Biologis
Dengan menggunakan musuh alami tertentu ( berupa serangga atau jamur ) yang menyerang gulma tertentu. Sampai dengan saat ini belum diterapkan di Indonesia.
4. Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan bahan – bahan kimiawi yang disebut herbisida.
Keuntungan :
• Tidak memerlukan banyak tenaga manusia.
• Kerusakan pada tanaman pokok dapat dihindari.
• Erosi tanah dapat diminimalisir.
• Waktu yang diperlukan lebih singkat.
• Cekungan – cekungan tanah disekitar tanaman dapat dihindari.
Kerugian :
• Biaya pengendalian tergantung dari harga herbisida ( relative lebih mahal ).
• Diperlukan tenaga skill.
• Menggunakan alat – alat khusus yang relative lebih mahal.
• Jika tidak hati – hati dapat merusak tanaman pokok dan meracuni manusia, binatang ternak serta lingkungan.
• Pemakaian terus – menerus dalam jangka panjang dapat mengeraskan tanah.
Sumber : Bastari,D Husni. 1997. Pedoman Pengelolaan Budidaya Kopi Arabika. Surabaya : PTPN XII ( Persero )
Selasa, 16 Juni 2009
Kopi Rakyat Berstandard Internasional
Kemarin, tanggal 9 Juni 2009, saya membaca berita di surat kabar Radar Jember yang menurut saya cukup bagus dan cukup membanggakan. Yaitu tentang meningkatnya mutu kopi rakyat apalagi berstandard internasional. Karena, apabila kita berbicara tentang kopi rakyat, tentunya yang ada dibenak kita dan kebanyakan orang adalah bahwa kopi rakyat kualitasnya rendah. Namun, lain halnya dengan kopi rakyat milik petani kopi didusun krajan desa Sidomulyo kecamatan Silo Jember, mendapat apresiasi posotif dari CABI ( Centre For Agriculture and Biosciences Internasional ) Kenya dan Papua Nugini.
Lembaga non profit tersebut menilai, kualitas kopi rakyat produksi petani sudah memenuhi standard Internasional. CABI diwakili oleh Dr. George I Oduor, sedangkan Papua Nugini diwakili oleh Martin Kimani.
Menurut Ir. Soekadar Wiryadiputra dari Puslit KOKA Kaliwining, kecamatan Rambipuji bahwa dibawah binaan Puslit KOKA Kaliwining, pengelolaan kopi robusta di Silo sudah memenuhi standard Internasional mulai dari teknik menanam sampai pemasaran.
Petani kopi rakyat tersebut telah menerapkan standarisasi teknologi dalam pemeliharaan tanaman, pengelolaan hingga pemasaran. Penilaian kopi tersebut dilihat dari serangan hama penggereknya. Karena jika banyak penggerek, kopi banyak yang gabuk.
Namun demikian, petani masih belum bisa menjual produksi kopi sendiri. Rakyat masih bergantung pada PT. Indocom yang selama ini menampung hasil kopi rakyat untuk diekspor. Maka dari itu, petani kopi rakyat berharap ingin bisa menjual produksi kopinya sendiri agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih. Karena selama ini para petani hanya menyerahkan hasil produksi kepada PT. Indocom tanpa tahu perkembangan harga kopi di pasaran.
sumber : Radar Jember, Selasa 9 Juni 2009. hal 29
Senin, 15 Juni 2009
SYAIR KOPI
Kopi...Hitam warnanya...pahit rasanya..KOPI TUBRUK namanya...
Kopi...Minum kopi dicampur susu..KOPI SUSU namanya...
Kopi...Minum kopi sambil dengerin music dangdut...KOPI DANGDUT namanya..
Kopi...Kalau makan di emut..PERMEN KOPI namanya...
Kopi...Pelajar yang mempelajari tantang budidaya kopi..MAHASISWA D4 KOPI POLIJE namanya..
Jumat, 05 Juni 2009
HAMA PENTING TANAMAN KOPI
Hama Bubuk Buah Kopi ( Hypothenemus hampei )
Nama umum : Kutu hijau
Klasifikasi dan Morfologi
Serangga ini tergolong famili Cocidae adalah Coccus viridis ( green ) atau nama sinonimnya Lecanium viridae. Serangga ini kutu sisik hijau lunak atau kutu sisik hijau kopi. Hama ini merupakan pemakan segala tanaman ( poilfag ) dan tersebar didaerah tropis dan subtropis, diantaranya Indonesia terutama didataran rendah dan udara kering. Kutu sisik hijau kopi berbentuk bulat dan datar. Panjang tubuhnya ± 3 – 5 mm. Kutu yang hidup pada tunas muda badannya lebih besar dan lebih cembung daripada yang hidup pada daun. Sementara itu, kutu yang hidup pada tanaman kurus biasanya berukuran kecil.
Tanaman inang
Kopi, jeruk, teh, mangga, jambu, biji, jambu air, dan cengkeh.
Siklus hidup
Kutu hijau ini ovivipar. Telur yang dihasilkan diletakkan dibawah betinanya. Setelah beberapa jam kemudian, telur akan menetas. Jumlah telur bisa mencapai 500 butir. Setelah menetas nimfa tetap tinggal beberapa dibawah badan induknya. Selanjutnya nimfa menetap dibawah permukaan daun, tunas, dan buah. Sesudah mulai bertelur, kutu betina tetap tinggal di tempat sampai mati. Perkembangan dari telur didataran rendah ± 45 hari, sedangkan didaerah lebih sejuk sekurang – kurangnya 65 hari. Walaupun yang menetas banyak, nimfa yang dapat terus hidup tidak banyak. Kutu jantan jarang atau tidak ada sehingga reproduksinya dilakukan secara parthenogenesis. Kutu hijau ini selalu dikunjungi semut yang dapat melindunginya dari predator. Dengan perlindungan semut tertentu, perkembangannya lebih pesat. Kutu akan mencapai jumlah yang terbanyak pada akhir musim kering. Julahnya akan berkurang saat mulai musim hujan karena timbulnya cendawan patogen.
Gejala kerusakan
Tanaman menjadi lemah dan pertumbuhannya terhambat karena kutu ini menghisap cairan tanaman. Kutu ini mengeluarkan embun madu. Akibatnya adalah timbulnya cendawan jelaga yang akan menutup daun dan buah kopi, sehingga akan mempengaruhi proses asimilasi.
Musuh alami
Lembing dari genus Chilocorus merupakan predator yang penting. Beberapa jenis tabuhan Hymenoptera menjadi parasit kutu sisik hijau ini. Selain itu, musuh alami yang lain adalah cendawan parasit yaitu Cephalosporium lecanii. Cendawan ini efektif pada waktu musim hujan. Cendawan ini akan membunuh koloni kutu sisik hijau dalam waktu yang singkat. Cendawan berwarna putih ini akan menyelimuti kutu sisik. Cendawan lain yaitu, Entomopththora sp. Akan menyebabkan kutu menjadi hitam, merah orange atau cokelat tua.
Cara pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang serta menyemprotkan insektisida yang bersifat kontak. Kutu sisik hijau ini berhubungan erat dengan semut, sehingga sebaiknya semut juga ikut disemprot pestisida Diazinon, Malathion, dan sebagainya agar semutnya berkurang.
Pseudococcus citri Rissio ( Kutu dompolan putih )
Nama umum : Kutu dompolan putih
Klasifikasi dan morfologi
Serangga ini termasuk dalam famili Pseudococcidae, biasanya hama ini terdapat pada tanaman jeruk, kopi dan lain – lain. Serangga ini polfag ( pemakan segala tanaman ) dan tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Kutu ini ada yang hidup diatas tanah dan ada yang diakar. Hama yang diatas menyerang tunas, daun, buah, tangkai bunga, tangkai buah, batang dan lain – lain. Serangga ini berbentuk ellips dengan panjang sekitar 3 mm. Sementara itu, hama jantan panjangnya ± 1 – 1,5 mm. Warna kutu ini cokelat kekuningan sampai merah orange. Hama ini tertutup dengan massa putih, seperti lilin yang bertepung. Di sepanjang tepi badannya terdapat benang ( serabut ) seperti lilin yang jumlahnya 14 – 18 pasang. Ukuran benang terpanjang terdapat pada bagian belakang (pantat). Telur berwarna kuning terbungkus dalam jaringan seperti lilin yang longgar. Nimfa yang muda berwarna kuning orange ( amber ).
Tanaman inang
Jeruk, kopi, srikaya dan lain – lain.
Siklus hidup
Kutu betina bertelur sampai 300 – 500 butir. Telur akan menetas setelah 6 – 20 hari. Kutu yang muda mengisap cairan buah, daun, atau ditempat yang menempelnya. Gerakannya lambat, untuk pertumbuhannya sampai sempurna hama ini memerlukan waktu 1 – 4 bulan. Kutu jantan mempunyai 2 sayap, sedangkan betina tidak bersayap selama hidupnya. Dalam satu tahun dilahirkan 2 – 4 generasi kutu. Kutu dompolan putih ini bias menularkan penyakit akibat virus.
Gejala kerusakan
Kuncup bunga dan buah yang diserang menjadi kering, karena kehabisan cairan. Buah tua yang diserang akan menimbulkan salah bentuk pada buah sehingga kualitasnya menurun.
Musuh alami
Coccopaghus gurneyi compere dan Tetracnemus pretiosus timberlake. Selain itu, beberapa jenis lembing yang berfungsi sebagai predator diantaranya Cryptolaemus montrouzieri Muls dan Scymnus apiciflavus Mits.
Cara pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang, serta menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak. Hama dapat disemprot dengan anthio 33 EC, Azodrin 60 WSC, Sevin 85 S, Perfekthion dan lain – lain.
Tjahjadi, Nur. 1989. Hama Dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : Kanisius
Sabtu, 30 Mei 2009
KANDUNGAN ZAT - ZAT KIMIA PADA BIJI KOPI
- Kafein
- Trigoneline
- Protein dan Asam Amino
- Karbohidrat
- Asam Alifatik (asam karboksilat)
- Asam Klorogenat
- Lemak dan turunannya
- Glikosida
- Mineral
- Komponen Volatil
Sumber : Yusianto dan Mulato Sri. 2005. Pengolahan Dan Komposisi Kimia Biji Kopi : Pengaruhnya Terhadap Cita Rasa Seduhan dalam Uji Cita Rasa Kopi. Jember : PUSLIT KOKA
Kamis, 21 Mei 2009
MACAM - MACAM BENIH
- Benih Ilegitim, adalah benih yang tetuanya tidak diketahui dengan jelas sehingga benih tersebut sulit ditelusuri informasi genetiknya, dan sering kali disebut sebagai benih "sapuan". Maksudnya adalah benih tersebut seolah - olah didapat hanya dengan cara menyapu saja asal mendapatkan benih saja.
- Benih Legitim, adalah benih yang diketahui dengan jelas induk betina dan jantannya serta dihasilkan dari persilangan yang terkontrol.
- Benih Propellegitim, adalah benih yang diketahui dengan jelas induk betinanya. Benih ini terdiri atas :
- Benih propellegitim biklonal, adalah benih yang dihasilkan dari persilangan dua klon yang diketahui dengan jelas tetapi persariannya terjadi secara alami (open pollination).
- Benih propellegitim poliklonal, adalah benih yang dihasilkan dari persilangan dalam suatu populasi yang terdiri atas lebih dari 2 klon. Benih ini induk betina dan induk jantannya diketahui dengan jelas .
- Benih propellegitim yang hanya diketahui induk betinanya saja.
sumber :
Mawardi, Surip dan Suhendi , Dedy. 2004. Dasar - Dasr Pemilihan Bahan Tanam Unggul Dalam Kaitannya dengan Manajemen Produksi dan Mutudalam Materi Kursus Budidaya dan pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan. Jember : PUSLIT KOKA
Rabu, 20 Mei 2009
VARIETAS DAN KLON
- Berbeda (distinctive) dengan penciri sifat varietas lain.
- Seragam (uniform) secara genetik pada sifat penciri varietas tersebut.
- Stabil (stable) antar generasi dan antar lingkungan penanaman.
sumber :
Mawardi, Surip dan Suhendi Dedy.2004. Dasar - Dasar Pemilihan Bahan Tanam Unggul Dalam Kaitannya Dengan Manajemen Produksi Dan Mutu dalam Materi Kursus Budidaya Dan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan. Jember : PUSLIT KOKA
Kamis, 14 Mei 2009
SEKILAS TENTANG KOPI
Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama perpugenus coffea dari familia Rubiaceae dan jenis kelamin Coffea. Kopi bukan produk homogen, ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahannya. Di seluruh dunia kini terdapat sekitar 4.500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam 4 kelompok besar, yaitu :
- Coffea canephora, salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta
- Coffea arabica, menghasilkan kopi dagang Arabica
- Coffea exelsa, menghasilkan kopi dagang Exelsa
- aCoffea liberica, menghasilkan kopi dagang Liberika
sumber : Spillane,James j.1990.KOMODITI KOPI PERANANNYA DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA.Yogyakarta : Kanisius