Pages

Jumat, 05 Juni 2009

HAMA PENTING TANAMAN KOPI

Hama Bubuk Buah Kopi ( Hypothenemus hampei )

Gejala Serangan
Imago bubuk buah kopi masuk ke buah kopi melalui diskus, kemudian ke endosperma. Serangan pada buah - buah muda hanya untuk keperluan makan bagi imago yang dapat menyebabkan buah gugur dan busuk. Serangan pada saat buah mulai mengeras selain menggerek buah dan memakan biji kopi, bubuk buah juga berkembang biak didalam biji. Sehingga biji menjadi berlubang - lubang, cacat dan busuk.
Biologi Dan Cara Hidup
Bubuk buah kopi merupakan kumbang kecil berwarna gelap hampir hitam. Daur hidupnya menunjukkan keragaman yang cukup besar tergantung daerah dimana ia hidup. Stadia imago betina sekitar 67 hari. Jumlah telur yang dihasilkan 37 butir. Stadia telur 5 hari, stadia larva 10 - 26 hari, stadia prepupa 2 hari, stadia pupa 5 - 11 hari, stadia pra kawin 2 - 3 hari, stadia pra oviposisi 4 - 14 hari, sehingga dalam satu generasi 25 - 35 hari. Imago biasanya muncul dan terbang dari buah ke buah antara jam 16.00 - 18.00 untuk makan galleries pada buah, terutama pada buah yang telah masak. Kemampuan terbang imago sekitar 350 m.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
~ Persediaan buah yang terus menerus memungkinkan perkembangan bubuk buah kopi secara berkesinambungan dari generasi ke generasi.
~ Naungan yang terlalu lebat mengakibatkan kelembaban tinggi
~ Tanaman inang : Tephrosia sp, Centrosema sp, Oxicanthus sp.
Nematoda Pratylenchus coffeae
Gejala Serangan
Akar yang terserang menjadi rusak, berwarna coklat membentuk luka. Akhirnya, luka menjadi luas sehingga seluruh akar serabut yang ada menjadi busuk. Tanaman menjadi tidak mampu menyerap unsur hara dan air terutama pada musim kering. Tanaman tampak kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer kecil, daun tua menjadi kuning secara perlahan - lahan dan akhirnya mati. Umumnya serangan selalu diikuti oleh serangan kutu putih akar yang diselimuti jamur dari Diancanthodes sp. Daun tanaman yang terserang ada kecenderungan menunjukkan kekurangan unsur N dan Zn.
Biologi dan Cara Hidup
Bertelur didalam jaringan akar, Pergantian kulit pertama terjadi dalam telur dan tiga kali pergantian kulit berikutnya terjadi diluar telur ( setelah menetas ). Masa telur 15 - 17 hari, 3 kali ganti kulit. Masa pra oviposisi 15 hari, sehingga masa satu generasi 45 - 48 hari.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
~ Tergantung dari curah hujan dan temperatur tanah
~ Puncak populasi umumnya terjadi pada musim hujan saat tanah dalam keadaan lembab
~ Populasi menurun saat musim kemarau
~ Penyebarannya disebabkan oleh pergerakan secara pasif
~ Tanman inang : Tephrosia, Setaria Plicata, Glyricidia sp.
Kutu Putih
Gejala serangan
Tunas bunga, bunga, dan buah muda yang terserang akan mengering dan gugur. Buah - buah yabg sudah dewasa dan masak tidak gugur tetapi akan mengalami hambatan pertumbuhan sehingga berkerut dan masak sebelum waktunya.
Biologi dan Cara Hidup
Imago betina mampu bertelur 200 - 400 butir. Masa telur 3 - 4 hari, masa nimfa 44 - 52 hari terdiri dari betina 4 instar dan jantan 3 instar, sehungga lama satu generasi 48 - 57 hari.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Pemencaran secara cepat dibantu oleh semut gramang dan angin. Peningkatan pupolasi dipengaruhi ileh kelembaban relatif pada siang hari berada dibawah 70 %. Tanman inang utama P.citri didataran rendah sekitar 600 m dpl adalah tanaman kopi, sedangkan diatas 600 m dpl adalah tanman lamtoro. Inag lainnya adalah Tephrosia sp, Desmodium sp, Calopogonium mucunoides, teh, kina, kakao, jeruk, anona, eugeni, solanum.
Coccus viridis ( Kutu Hijau )

Nama umum : Kutu hijau

Klasifikasi dan Morfologi  
 Serangga ini tergolong famili Cocidae adalah Coccus viridis ( green ) atau nama sinonimnya Lecanium viridae. Serangga ini kutu sisik hijau lunak atau kutu sisik hijau kopi. Hama ini merupakan pemakan segala tanaman ( poilfag ) dan tersebar didaerah tropis dan subtropis, diantaranya Indonesia terutama didataran rendah dan udara kering. Kutu sisik hijau kopi berbentuk bulat dan datar. Panjang tubuhnya ± 3 – 5 mm. Kutu yang hidup pada tunas muda badannya lebih besar dan lebih cembung daripada yang hidup pada daun. Sementara itu, kutu yang hidup pada tanaman kurus biasanya berukuran kecil.

Tanaman inang  
Kopi, jeruk, teh, mangga, jambu, biji, jambu air, dan cengkeh.
 
Siklus hidup  
Kutu hijau ini ovivipar. Telur yang dihasilkan diletakkan dibawah betinanya. Setelah beberapa jam kemudian, telur akan menetas. Jumlah telur bisa mencapai 500 butir. Setelah menetas nimfa tetap tinggal beberapa dibawah badan induknya. Selanjutnya nimfa menetap dibawah permukaan daun, tunas, dan buah. Sesudah mulai bertelur, kutu betina tetap tinggal di tempat sampai mati. Perkembangan dari telur didataran rendah ± 45 hari, sedangkan didaerah lebih sejuk sekurang – kurangnya 65 hari. Walaupun yang menetas banyak, nimfa yang dapat terus hidup tidak banyak. Kutu jantan jarang atau tidak ada sehingga reproduksinya dilakukan secara parthenogenesis. Kutu hijau ini selalu dikunjungi semut yang dapat melindunginya dari predator. Dengan perlindungan semut tertentu, perkembangannya lebih pesat. Kutu akan mencapai jumlah yang terbanyak pada akhir musim kering. Julahnya akan berkurang saat mulai musim hujan karena timbulnya cendawan patogen.

Gejala kerusakan 
 Tanaman menjadi lemah dan pertumbuhannya terhambat karena kutu ini menghisap cairan tanaman. Kutu ini mengeluarkan embun madu. Akibatnya adalah timbulnya cendawan jelaga yang akan menutup daun dan buah kopi, sehingga akan mempengaruhi proses asimilasi. 
 
Musuh alami 
 Lembing dari genus Chilocorus merupakan predator yang penting. Beberapa jenis tabuhan Hymenoptera menjadi parasit kutu sisik hijau ini. Selain itu, musuh alami yang lain adalah cendawan parasit yaitu Cephalosporium lecanii. Cendawan ini efektif pada waktu musim hujan. Cendawan ini akan membunuh koloni kutu sisik hijau dalam waktu yang singkat. Cendawan berwarna putih ini akan menyelimuti kutu sisik. Cendawan lain yaitu, Entomopththora sp. Akan menyebabkan kutu menjadi hitam, merah orange atau cokelat tua. 

Cara pengendalian 
  Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang serta menyemprotkan insektisida yang bersifat kontak. Kutu sisik hijau ini berhubungan erat dengan semut, sehingga sebaiknya semut juga ikut disemprot pestisida Diazinon, Malathion, dan sebagainya agar semutnya berkurang. 

Pseudococcus citri Rissio ( Kutu dompolan putih )

Nama umum : Kutu dompolan putih

Klasifikasi dan morfologi
 Serangga ini termasuk dalam famili Pseudococcidae, biasanya hama ini terdapat pada tanaman jeruk, kopi dan lain – lain. Serangga ini polfag ( pemakan segala tanaman ) dan tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Kutu ini ada yang hidup diatas tanah dan ada yang diakar. Hama yang diatas menyerang tunas, daun, buah, tangkai bunga, tangkai buah, batang dan lain – lain. Serangga ini berbentuk ellips dengan panjang sekitar 3 mm. Sementara itu, hama jantan panjangnya ± 1 – 1,5 mm. Warna kutu ini cokelat kekuningan sampai merah orange. Hama ini tertutup dengan massa putih, seperti lilin yang bertepung. Di sepanjang tepi badannya terdapat benang ( serabut ) seperti lilin yang jumlahnya 14 – 18 pasang. Ukuran benang terpanjang terdapat pada bagian belakang (pantat). Telur berwarna kuning terbungkus dalam jaringan seperti lilin yang longgar. Nimfa yang muda berwarna kuning orange ( amber ).

Tanaman inang
 Jeruk, kopi, srikaya dan lain – lain.

Siklus hidup
 Kutu betina bertelur sampai 300 – 500 butir. Telur akan menetas setelah 6 – 20 hari. Kutu yang muda mengisap cairan buah, daun, atau ditempat yang menempelnya. Gerakannya lambat, untuk pertumbuhannya sampai sempurna hama ini memerlukan waktu 1 – 4 bulan. Kutu jantan mempunyai 2 sayap, sedangkan betina tidak bersayap selama hidupnya. Dalam satu tahun dilahirkan 2 – 4 generasi kutu. Kutu dompolan putih ini bias menularkan penyakit akibat virus.

Gejala kerusakan
 Kuncup bunga dan buah yang diserang menjadi kering, karena kehabisan cairan. Buah tua yang diserang akan menimbulkan salah bentuk pada buah sehingga kualitasnya menurun.
 
Musuh alami
 Coccopaghus gurneyi compere dan Tetracnemus pretiosus timberlake. Selain itu, beberapa jenis lembing yang berfungsi sebagai predator diantaranya Cryptolaemus montrouzieri Muls dan Scymnus apiciflavus Mits.


Cara pengendalian
 Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang, serta menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak. Hama dapat disemprot dengan anthio 33 EC, Azodrin 60 WSC, Sevin 85 S, Perfekthion dan lain – lain.



sumber :
Bastari, D Husni. 1997. Pedoman Pengelolaan Kopi Arabika. Surabaya : PTPN XII
Pracaya. 2007. Hama Dan Penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya

Tjahjadi, Nur. 1989. Hama Dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : Kanisius


6 komentar:

  1. thx bro...gw demen nih yang bikin blog kayak gini...

    kopi jarang dilirik untuk kawasan daerah barat (sumatra, jawa,). tapi tugas2nya ada...nah kesulitan mencari informasi sudah hal yang wajar....
    dengan adanya blog kayak gini gw yakin banyak yang tertolong....

    keep be webmaster on blog agriculture...!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. siip... mhon saran dan informasinya ya....

      Hapus
  2. terima kasih untuk infonya, bisa jdi literatur tambahan nih bwt tugas kul...

    BalasHapus
  3. makasih y gan.. saya ijin kutib y.. untuk tugas UAS saya.. thnks sesudahnya..

    BalasHapus