Pages

Selasa, 16 Juni 2009

Kopi Rakyat Berstandard Internasional


Kemarin, tanggal 9 Juni 2009, saya membaca berita di surat kabar Radar Jember yang menurut saya cukup bagus dan cukup membanggakan. Yaitu tentang meningkatnya mutu kopi rakyat apalagi berstandard internasional. Karena, apabila kita berbicara tentang kopi rakyat, tentunya yang ada dibenak kita dan kebanyakan orang adalah bahwa kopi rakyat kualitasnya rendah. Namun, lain halnya dengan kopi rakyat milik petani kopi didusun krajan desa Sidomulyo kecamatan Silo Jember, mendapat apresiasi posotif dari CABI ( Centre For Agriculture and Biosciences Internasional ) Kenya dan Papua Nugini.

Lembaga non profit tersebut menilai, kualitas kopi rakyat produksi petani sudah memenuhi standard Internasional. CABI diwakili oleh Dr. George I Oduor, sedangkan Papua Nugini diwakili oleh Martin Kimani.

Menurut Ir. Soekadar Wiryadiputra dari Puslit KOKA Kaliwining, kecamatan Rambipuji bahwa dibawah binaan Puslit KOKA Kaliwining, pengelolaan kopi robusta di Silo sudah memenuhi standard Internasional mulai dari teknik menanam sampai pemasaran.

Petani kopi rakyat tersebut telah menerapkan standarisasi teknologi dalam pemeliharaan tanaman, pengelolaan hingga pemasaran. Penilaian kopi tersebut dilihat dari serangan hama penggereknya. Karena jika banyak penggerek, kopi banyak yang gabuk.

Namun demikian, petani masih belum bisa menjual produksi kopi sendiri. Rakyat masih bergantung pada PT. Indocom yang selama ini menampung hasil kopi rakyat untuk diekspor. Maka dari itu, petani kopi rakyat berharap ingin bisa menjual produksi kopinya sendiri agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih. Karena selama ini para petani hanya menyerahkan hasil produksi kepada PT. Indocom tanpa tahu perkembangan harga kopi di pasaran.

sumber : Radar Jember, Selasa 9 Juni 2009. hal 29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar