Pages

Selasa, 09 Februari 2010

Gejala Serangan Dan Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman

Cara Nematoda Menyerang Tanaman

  • MIGRATORY nematoda dpt berpindah-pindah dari 1 jaringan tanaman ke jaringan lainnya (Pratylenchus sp.)
  • SEDENTARY  nematoda menetap pada 1 jaringan tanaman (Meloidogyne sp.)

Cara Nematoda Mempengaruhi Tanaman

Sebagian besar kerusakan disebabkan oleh sekresi air ludah (mengandung enzim tertentu) yang diinjeksikan ke dalam tumbuhan sewaktu nematoda makan.

Reaksi Biokimia sebagai Respon Tanaman terhadap Serangan Nematoda

  • Hipertropi atau hiperplasia
  • Cell wall dissolution
  • Middle lamella dissolution
  • Terhambatnya pertumbuhan
  • Nekrosis (luka)
  • Hipersensitif

Hipertropi atau Hiperplasia
Hipertropi
adalah ukuran sel dalam jaringan bertambah besar.
Hiperplasia  
adalah jumlah sel dalam jaringan bertambah banyak.
Contoh: Tanaman tomat yang terserang Meloidogyne hapla.

Ada dua teori mengenai terbentuknya puru akar:
1. Terjadi akibat bergabungnya beberapa sel menjadi satu, kemudian dindingnya larut.
2. Terjadi sebagai akibat adanya pembelahan sel yang giat tetapi tidak diikuti oleh terbentuknya dinding pemisah, sehingga dalam satu sel .

Cell Wall Dissolution
1. Serangan nematoda ini menimbulkan rongga pada akar tanaman terutama pada akar yang disukai, oleh karena itu nematoda ini juga dikenal sebagai “burrowing nematode”
3. Contoh: Serangan Radopholus similis pada akar tanaman pisang.
2.Nematoda yang menyerang akar pisang mengeluarkan ensim selulase, yaitu merombak selulosa (bahan penyusun dinding sel). Akibat larutnya selulosa maka akan terjadi rongga pada sel-sel penyusun akar. Gejala ini kalau dilihat dari luar tampak sebagai becak-becak coklat.

Middle lamella dissolution
1. Misal: Tanaman bawang merah yang terserang Ditylenhus dipsaci.  
2. Nematoda ini sambil menyerang akan mengeluarkan ensim pektinase dan protopektinase. Kedua ensim tersebut mampu melarutkan senyawa pectin yang diketahui sebagai penyusun lamella 
4. Pektin + pektinase + protopektinase asam pektat 
5. Asam pektat menyebabkan busuk pada umbi bawang merah.

Terhambatnya pertumbuhan
1. Reaksi fisiologis ini biasa terjadi pada pertumbuhan di bawah tanah.
2. Contoh: Serangan Trichodorus sp. (stubby root nematodes) pada akar jagung.
3. Serangan nematoda ini dapat menghambat pertumbuhan ujung akar, sehingga ujung akar tidak dapat memanjang, namun pada bagian sebelah bawah ujung akar tumbuh cabang-cabang akar yang berukuran pendek, gejala ini disebut stubby root.

Nekrosis (luka)
1. Contoh : Pratylenchus sp. yang menyerang akar padi.
2. Pada waktu menyerang akar padi nematoda mengeluarkan ensim glukosidase. 3. Akar tanaman mempunyai hormon amigdalin. glukosidase dan amigdalin akan bereaksi sehingga terbentuk senyawa benzaldehida + HCN, senyawa ini merupakan racun bagi sel-sel yang terkena, sehingga sel-sel akan mati (nekrosis). 
4. glukosidase + amigdalin benzaldehida + HCN
5. Karena serangan ini terjadi di luar maka akan tampak becak-becak. 
6. Pratylenchus disebut juga sebagai root lession nematodes.


Hipersensitif
~
Suatu keadaan dimana sel segera mati setelah terjadi kontak dengan nematoda. 
~ Sifat ini digunakan untuk mencegah lebih meluasnya serangan nematoda. Tanaman inang yang tahan terhadap serangan Meloidogyne sp. sebenarnya disebabkan oleh sifat hipersensitif sel-sel yang terserang.  
~ Karena Meloidogyne sp. dikenal sebagai parasit obligat maka matinya sel menyebabkan matinya Meloidogyne sp. pula.
~ Efek infeksi nematoda yg paling menonjol mengurangi pertumbuhan 
~ Tanda utama serangan nematoda adanya tanaman dg pertumbuhan jelek pd tempat tertentu di antara tanaman yg sehat 
~ Tumbuhan yg terinfeksi nematoda puru akar, luka akar, akar bercabang lebih lebat, ujung akar rusak, busuk akar, diikuti gejala tanpa ciri-ciri khas di atas permukaan tanah 

GEJALA SERANGAN NEMATODA
Di bawah permukaan tanah:
~ Puru akar (root knot) akibat adanya nematoda endoparasit yg masuk ke dalam akar tanaman, shg akar bereaksi membentuk puru/gall (Meloidogyne sp.)
~ Busuk akar (root rot) akibat serangan nematoda yg diikuti serangan sekunder dari bakteri/cendawan (Ditylenchus sp., diikuti bakteri Pseudomonas sp.)
~ Luka akar (root lesion) akibat jalan masuk nematoda pada kortek akar yg menimbulkan luka berwarna gelap kecoklatan di sekitarnya (Pratylenchus sp.)
~ Akar cabang tdk normal akibat serangan nematoda pd akar muda (Nacobbus sp.)
~ Akar cabang pendek akibat serangan nematoda pd ujung akar cabang menyebabkan pertumbuhannya terhenti (Trichodorus sp.)


Di atas permukaan tanah:
~ Kerdil, klorosis, layu, daun gugur dan ujung tanaman mati akibat rusaknya akar sehingga penyerapan unsur hara berkurang (Aphelenchoides sp.)
~ Daun keriting, mengerut, membengkok dan membelit akibat serangan nematoda pd titik tumbuh (Anguina sp.)
~ Puru pada biji atau daun (Anguina sp.)
~ Nekrosis akibat nematoda hidup dan makan di dalam jaringan tanaman (Ditylenchus sp.)
~ Bercak, pembengkakan, distorsi pada daun akibat nematoda masuk ke dalam jaringan daun melalui stomata dan merusak parenkim daun (Aphelenchoides sp.)

Pratylenchus coffeae & Radopholus similis (Nematoda Penting pada Tanaman Kopi)
~ Serangan  P. coffeae pada kopi  robusta dapat menyebabkan penurunan produksi sampai 57%
~ Serangan R. similis bersama-sama dengan P. coffeae  pada kopi arabika dapat mengakibatkan ~ kerusakan lebih parah yaitu  80 % dan tanaman akan mati pada umur kurang dari 3 tahun.

Gejala serangan P. coffeae & R. similis pada Tanaman Kopi (di Lapang)
~ Tanaman kopi kelihatan kurus 
~ Batang berukuran kecil 
~ Daun tua menguning dan gugur 
~ Yang tertinggal hanya daun pada ujung cabang dan batang daun berukuran kecil, keriting dan menguning 
~ Pada serangan berat tanaman mati, namun proses kematian berlangsung lambat 
~ Gejala serangan nampak jelas pada musim kemarau karena akar tidak mampu menyerap air dan unsur hara sebab sebagian besar akar serabut rusak dan busuk. Rusaknya akar serabut ditandai  dengan tanaman mudah digoyang dan dicabut. 


Perilaku P. coffeae dan R. similis
~Nematoda P. coffeae termasuk ke dalam nematoda endoparasit berpindah-pindah atau endoparasit kembara (migratory)
~Nematoda betina meletakkan telur di dalam akar yaitu dalam jaringan korteks akar, terutama pada akar serabut yang masih muda dan berwarna putih, menyebabkan akar luka. 
~Luka makin lama makin meluas dengan makin meningkatnya populasi nematoda dan akar membusuk nematoda akan keluar dari akar dan berpindah mencari akar lain yang masih sehat. 
~R. similis mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan P. coffeae oleh karena  itu memiliki kemiripan aspek perilaku hidup dan gejala kerusakannya

PENGENDALIAN NEMATODA PARASITIK TUMBUHAN


Sanitasi:
1. Karantina tanaman mencegah penyebaran nematoda ke tanaman/daerah lain
2. Disinfeksi tanaman mencelupkan bibit tanaman ke dalam air panas yg mengandung nematisida 
3. Mencegah penyebaran nematoda oleh air irigasi menahan air yg mengandung/tertular nematoda di dalam bak penampungan sampai nematoda mengendap 


Kultur Teknis:
1. Pergiliran tanaman ketidaksesuaian nematoda dg tanaman inang 
2. Pemberoan 
3. Penggenangan 
4. Pengaturan waktu tanam 
5. Penanaman tanaman perangkap 
6. Penanaman tanaman tahan nematoda 
7. Penggunaan bibit bebas nematoda 


Fisik:
1. Pembakaran 
2. Penguapan panas 
3. Pencelupan ke dalam air panas 


Hayati:
1. Parasit Artrobotrys oligospora, Meria conoispora, Bacillus penetrans 
2. Predator Mononchus sp. 
3. Tanaman yg mengeluarkan zat nematisidal Tagetes sp., Crotalaria sp., Asparagus sp.

Kimiawi:
1. Fumigan Hidrokarbon alifatik halogen, sodium metan, dazomet 
2. Nematisida sistemik (granular) Diazinon, furadan, nemacide, temik 


Sumber : Materi kuliah PHT oleh Tim Dosen Politeknik Negeri Jember


  •  
     
     

Selasa, 26 Januari 2010

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

A. Pemangkasan Produksi

a. Bentuk Ideal Tanaman Kopi
1) Kedudukan cabang-cabang terbagi merata pada seluruh pohon
2) Jurusan tumbuh cabang/kipas terbagi merata tdk saling menutupi
3) Kipas selalu terdiri dr cabang2 produktif dan subur serta berbuku banyak
4) Ujung mahkota pohon tdk saling bersentuhan dng ujung mahkota pohon lain
5) Tinggi kipas teratas masih dalam batas jangkauan orang untuk pekerja pangkas atau panen

b. Tujuan Pemangkasan
Mengarahkan pertumbuhan tanaman kopi menjadi sehat, kuat, mempunyai keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif sehingga tanaman lebih produktif.

I. Pemangkasan produksi tanaman kopi berbatang tunggal

a. Pemangkasan lepas panen/pangkas berat
  1. Tujuannya untuk mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh melalui pangkas bentuk.
  2. Pelaksanaannya akhir musim kemarau/awal musim hujan/setelah selesai panen/september/paling lambat bulan nopember
  3. Caranya dengan membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki antara lain :
  • Wiwilan / tunas air (yang tidak dipakai untuk sambung cabang)
  • Cabang adventif yang tidak berguna (cabang cacing, balik, liar )
  • Cabang yang terserang hama/penyakit, cabang yg telah berbuah 2x, cabang cambuk, cabang kipas, cabang kering

B. Pemangkasan Ringan

1) Wiwil halus
  • Dilaksanakan 3 bulan setelah PLP dan yang kedua dilaksanakan 3 bulan setelah wiwil halus yang pertama.
  • Merupakan koreksi dari PLP
  • Tujuannya untuk membuang cabang yang tidak berguna sehingga pertumbuhan dapat diarahkan kepembentukan buah maupun cabang produktif, memasukkan cahaya untuk merangsang pembentukan primordia bunga, mengurangi kelembaban kebun sehingga dapat mengurangi gugur buah.
  • Caranya dengan membuang cabang-cabang yang kurus, kerdil, kurang sehat, arah pertumbuhan mengganggu tata tertib bentuk yang ada, cabang cacing, liar,balik, kipas ,kering, terserang H/P.


2) Wiwil kasar
  • Pelaksanaan 2 minggu sekali pd musim hujan dan 4 minggu sekali pd musim kemarau.
  • Tunas air dibuang dengan menggunakan tangan, kecuali tunas air yg akan dipakai untuk rejuvinasi cabang reproduksi / batang.
  • Tunas-tunas yg baru tumbuh juga harus dibuang karena pertumbuhannya akan terlambat dan akan menghasilkan buah sedikit

Contoh perhitungan jumlah cabang primer/reproduksi yang harus dipelihara dr 3 tingkatan umur dr waktu ke waktu :

  • Cabang yg berbuah utk I kali biasanya menghasilkan 8 ruas/dompol, sedangkan cabang yg berbuah ke 2 kali akan menghasilkan 6 ruas/dompol dan apabila dirata-rata setiap cabang menghasilkan 7 ruas/dompol
  • Dari satu dompol biasanya menghasilkan 20 gelondong shngg dlm 1 cabang dihasilkan 20 X 7 = 140 gelondong. 1 gelondong menghasilkan 2 biji kopi beras sehingga dalam 1 cabang terdapat 14 0 gldng X 2 = 280 biji kopi beras.
  • 1 Kg kopi beras berjumlah 5,000 butir ( besar/kecil) . Kalau kita menginginkan pohon kopi kita berbuah sebanyak 1 kg kopi beras maka cabang yang harus disediakan adalah: 5.000/280 X 1 cabang = 1 8 cabang

C. Pemangkasan Rejuvinasi/Peremajaan

1) Manfaat
  • Pemotongan batang/cabang dapat mmpermuda tanaman
  • Dapat memperbaiki mutu bahan tanam yaitu disambung klon 2 yang unggul
2) Dasar pertimbangan pelaksanaan
  • Produksi makin menurun, keadaan akar dan batang masih baik, kematian tanaman dibawah 50%.
  • Produksi menurun karena seerangan Hama / Penyakit,gangguan alam, kesalahan teknik pelaksanaan, petumbuhan sudah sulit dikendalikan.
  • Tanaman memberikan hasil yg kurang memuaskan.
  • Jenis tanaman sudah out off date/ bukan varietas/klon unggul.

3) Pemangkasan rejuvinasi berdasarkan jumlah pohon yg direjuvinasi dari suatu areal

  • Pemangkasan rejuvinasi total
  • Pemangkasan rejuvinasi selektif / dipilih
  • Pemangkasan rejuvinasi sistematis/secara bertahap / 50%, 50 % dikerjakan selang satu baris.

4) Pemangkasan rejuvinasi didasarkan pd bagian tanaman yg direjuvinasi
  • Rejuvinasi Batang
  • Rejuvinasi Cabang :
  • Pronggolan cabang
  • Pemangkasan rejuvinasi siwingan

5) Berdasarkan kedua jenis pemangkasan tersebut diatas dalam pelaksanaan dapat digabungkan, misalnya:
  • Pemangkasan rejuvinasi batang secara total
  • Pemangkasan rejuvinasi batang secara sisatematis
  • Pemangkasan rejuvinasi cabang siwingan secara total
  • Pemangkasan rejuvinasi cabang siwingan secara sistematis dll

6) Pelaksanaan pemangkasan rejuvinasi
  • Mengadakan inventarisasi kebun
  • Kesehatan pohon kopi serta faktor-faktor yg mempengaruhi
  • Bahan tanam yg ada (klon unggul atau bukan, bibit semaian atau sambungan dll
  • Jarak dan kerapatan tanaman
  • Jenis tanaman naungan dan penutup tanah
  • Beratnya erosi yg terjadi
  • Data produksi dari tahun ke tahun (makin lama makin baik)
  • Pelaksanaan pemangkasan (contoh pangkasan rejuvinasi siwingan secara total)
  1. Waktu pelaksanaan setelah panen berakhir/terutama setelah panen besar dengan tujuan untuk memperkecil penurunan produksi kebun. Pelaksanaan jatuh pada akhir musim kemarau/awal penghujan
  2. Pada tahun I setelah panen selesai, cabang2 primer/reproduksi yg berhadapan dipotong sampai pangkal cabang tanpa dipilih, selang satu larik (cabang yg dipotong 50%) sisanya dibiarkan utk berbuah
  3. 3-4 bln kemudian wiwilan yg tumbuh disambung dengan klon unggul anjuran seperti BP 409, SA 237 , BP358 , BP 288 (utk dibawah 400 m) BP 234, BP 42, dan secara lokal TS 6
  4. Pada tahun II dari cabang yg tidak dipangkas masih menghasilkan. Selesai panen cabang2 ini harus dipotong berikut batang pokoknya diatas sambungan dengan gergaji pangkas
  5. Pada tahun ke II dan awal thn ke III dikerjakan penyulaman sambungan yg mati pada tahun IV tanaman sudah muda kembali dan diikuti pangkas bentuk dan pangkas produksi secara teratur
  • Pelaksanaan Tindakan Budidaya Penunjang
  1. Pengolahan tanah bersamaan dengan pemotongan cabang
  2. Perbaikan teras utk mencegah erosi
  3. Pemupukan dilaksanakan setelah penyambungan dan penyulaman selesai dengan pupuk N dan P
  4. Penanaman pupuk hijau terutama M M
  5. Perbaikan naungan (penyulaman naungan, dll)

  • Keuntungan dan kerugian pemangkasan berbatang tunggal
  1. Keuntungan
  • Tanaman lebih kokoh tumbuhnya,lebih tahan serangan H/P tidak mudah patah karena angin atau gangguan pemetik
  • Tdk ada kecenderungan meremajakan batang
  • Mudah utk mendapatkan cabng reproduktif yg baru shg tiap tahun dpt diharapkan hasilnya
  • Meskipun tanaman tua produksi masih tinggi
2. Kerugian
  • Pelaksanaan pangkasan lebih lama dan sukar, shg diperlukn tenaga ahli yg telah mengetahui sifat2 pertumbuhan tanaman kopi
  • sukar mengatur bentuk tanaman karena tanaman kopi banyak mempunyai cabang2 lateral
  • Peredaran udara dan cahaya didalam kebun sulit diatur
  • Sulit utk mengadakan pengawasan trhd hama/penyakit
  • Sulit utk mengadakan siklus pemangkasan secara tertentu dan teratur

II. Pemangkasan produksi tanaman kopi batang ganda
  • Tujuan :
  1. Untuk meremajakan batang, sehingga berfungsi juga sebagai pangkas rejuvinsi/peremajaan
  2. Cara peremajaan batang dilakukan sbb :
  • Secara insidentil (hanya bila dipandang perlu)
Contoh : pada metoda toraja

  • Secara periodik , yaitu secara teratur pd waktu tertentu, 3 atau 4 tahun sekali batang diremajakan.
Contoh : pada metoda Banyuwangi, Agobioda, Candelaber, Hawaii (Type 1-3-2-4 dan Type 1-3-5-2,4, 6), metoda Beaumount-Fukunada (BF) (BF 1.2.3 , BF 1,3,2.4 dan BF 1.3.5.2.4 ) atau Ijen Pruning Sistem/IPS
Contoh pemangkasan produksi/peremajaan metoda hawaii/kona
_______________________________________________________________
Type Btg Ganda 4 Type Btg Ganda 6 Btg Diganti Thn Btg Diganti Thn
_______________________________________________________________

Batang no. 1 batang no. 1+2 2008 2012
Batang no.2 batang no. 3 2007 2011
Batang no. 3 batang no. 4+5 2006 2010
Batang no. 4 batang no. 5 2005 2009
_______________________________________________________________

Contoh pangkas produksi metoda Hawaii dng 4 batang ganda:
  1. Pd tiap tunggul dipelihara 4 btng yg umurnya berbeda, bervariasi 1-4 thn
  2. Peremajaan dilakukan tiap thn terhadap batang yg tlh berumur 4 thn, stlh panen dan ditumbuhkan wiwilan baru
  3. Cara peremajaan btang yg tlh berumur 4 thn ditunggul 7,6 cm dr batng pokok dan sebagai gantinya ditumbuhkan 1 wiwilan baru. Shngg dlm satu tunggul akan selesai diremajakan dalam waktu 4 thn

Contoh pemangkasan produksi metoda Beumount-Fukunada (BF) /IPS
  1. Cara pelaksanaan hampir sm dng metoda Hawaii,set, bedanya metoda hawaii yg diremajakan setiap thn adalah jmlhbatang pd setiap batang pokok, metoda BF yg diremajakan dr setiap 4 baris tanaman
  2. Siklus pemangkasan 3 - 5 tahun , sehingga BF ada 3 type yaitu BF1.2.3 , BF 1.3,2.4 dan B F 1.3.5.2.4
  3. Pelaksanaan menurut baris tanaman, mulai panenan I (tahun ke 3 stl panen )dan seluruhnya selesai diremajakan pada tahun ke5-7 (dalam waktu 5 -7 tahun tergantung typenya.
  4. Pemupukan hrs dilakukan secara teratur disesuaikan dng umur pohon pada masing2 baris
  5. Metoda BF ini lbh mudah dilaksanakan, tdk membutuhkan tenaga ahli,kemungkinan bisa dilakukn scr mekanis, peredaran udara dan cahaya matahari lbh bagus

Rempesan
  1. Dilaksanakan setahun dua kali, dng memotong cabang2 diatas tanah sampai setinggi kurang lebih 1,5 m diatas tajuk kopi
  2. Pemotongan dilakukan mepet pd batang dan tdk boleh ada sisa trubusan
  3. Rempesan pd naungan yg ditokok thn lalu dipelihara dua tunas yg letaknya berlawanan
  4. Rempesan dilakukan terutama terhadap pohon2 yg tdk dipenggal / ditokok

Sulaman dan penjarangan
  1. Sulaman dilakukan pada arealnya yg naungannya belum lengkap untuk mempertahankan standart populasi
  2. Penjarangan dilakukan apbl keadaan tnm kopi sdh baik (menutup) shng dpt memberi naungan thd satu dng yg lain
  3. Penjarangan dilakukan scr sistematis dan bertahap sampai tinggal 25%. Populasi akhir dipertahankan sebanyak 400-600 phn/hektar dng tanaman kopi 1.3 32 phn/hektar
  4. Intensaitas naungan adalah 50% atau 25 % ( 1:2 atau 1:4)
Sumber : Materi kuliah disampaikan oleh Bpk Ir.Ujang Setyoko, MP pada 23 Juli 2008 di kampus POLIJE

Minggu, 10 Januari 2010

DAUR HIDUP SERANGGA

Selama hidupnya, serangga berubah bentuk beberapa kali. Perubahan ini disebut metamorfosa. Ada dua macam metamorfosa, yakni metamorfosa sempurna dan tidak sempurna. Beberapa jenis serangga mengalami metamorfosa sempurna. Metamorfosa ini mempunyai empat bentuk: mulai dari telur, menjadi larva (= ulat = tempayak = lundi), kemudian kepompong, baru dewasa.
Contohnya adalah ngengat: telur menetas menjadi ulat. Ulat berganti kulit beberapa kali, kemudian membuat kepompong. Setelah beberapa waktu, ngengat dewasa keluar dari kepompong. Hanya dewasa yang dapat terbang dan kawin.
Contoh lain adalah kumbang kubah serangga yang mengalami metamorfosa sempurna mungkin tergolong hama (seperti penggerek buah kopi) atau mungkin tergolong musuh alami (seperti semut rangrang).
Metamorfosa sempurna : telur - larva - kepompong - dewasa.

Jika serangga tertentu tidak mengalami metamorfosa sempurna, berarti dia mengalami metamorfosa tidak sempurna. Metamorfosa tidak sempurna mempunyai tiga bentuk: mulai dari telur, menjadi nimfa (serangga muda), kemudian dewasa. Dengan demikian metamorfosa tidak sempurna, tidak terdapat bentuk kepompong.
Contohnya adalah kepik dan capung. Telur menetas menjadi nimfa, kemudian melepaskan kulitnya beberapa kali bila sedang mengalami proses perkembangan. Pada saat melepas kulit
terakhir, nimfa berubah menjadi serangga dewasa.
Metamorfosa tidak sempurna : telur - nimfa - dewasa