Sejumlah petani kopi di wilayah Ledug, kecamatan Prigen kabupaten Pasuruan sedang Gundah. Itu terjadi karena produksi kopi pada musim panen kali ini menurun. Hujan yang berkepanjangan menjadi penyebab turunnya produksi kopi.
Petani kopi kian kelimpungan karena anjloknya produksi kopi diikuti dengan jebloknya harga komoditas tersebut. Harga biji kopi dipasaran cenderung turun seiring dengan turunnya harga kopi dunia.
"Kami tidak bisa mengendalikan harga. Sebab, harga kopi ini sangat bergantung pada harga kopi dunia. Dan, sekarang harganya cenderung turun," terang Abdul Karim, pengurus DPP Asosiasi Petani Kopi Indonesia Jatim, kemarin.
Menurut dia, penurunan produksi kopi sejatinya diprediksi sejak awal. Anomali cuaca yang terjadi beberapa waktu lalumengakibatkan anjloknya produksi kopi. Dia mengkalkulasi produksi kopi dikawasan Ledug berkisar 60 % atau turun lebih dari 40 %. Jika secara normalkopi bisa dipanen 1 ton, kini petani hanya bisa panen 6 kuintal.
Dia menuturkan bahwa satu pohon kopi biasanya mampu memproduksi 3-5 kg. Namun, saat ini produksi hanya 2-3 kg. Yang lebih memprihatinkan, menurut Karim, ditengah turunnya produktivitas kopi tahun ini harga kopi anjlok. Penurunan harga mencapai 14 %.
Misalnya harga kopi jenis arabika sebelumnya berkisar Rp 27 ribu hingga Rp 30 ribu per kg. Tetapi saat ini harganya hanya Rp 21 ribu per kg. Untuk kopi jenis Robusta harga normalnya Rp 22 ribu per kg. Taapi, beberapa hari terakhir harga berkisar Rp 17 ribu - Rp 18 ribu.
"Kami sebenarnya berharap penurunan produksi kopi ini diimbangi dengan kenaikan harga. Tapi, kopi malah turun. Semoga kondisi ini tak berlangsung lama, harapnya."
Sumber : Jawa Pos edisi Jum'at 30 Agustus 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar